Mahasiswa

Mahasiswa STAN Kuliah di Luar Negeri? Why Not??

study abroad

sumber gambar

(setelah ngubek-ngubek note fb, akhirnya ketemu juga post ini, supaya nyambung dengan post: Tak Ada Alasan untuk Tak Berprestasi, makanya di tulis juga di blog, hhe)

Dibawah ini semunya email teman saya, hasil dari nanya2 ke dosen STAN. Insya Allah ga ada yang dilebihkan atau dikurangi. Monggo disimak 🙂

Assalamualaykum

hai shaf! haha.. bingung kan kenapa aku nulis message? ngga? oh oke bagoos (geje)

aku baca statusmu yang tentang pertukaran pelajar ke luar negeri, eh aku kepikiran nulis message ke kamu, soalnya aku juga pengen, tapi bukan pertukaran pelajar, tapi kuliah S2 nanti setelah lulus D-IV, soalnya kalo pertukaran pelajar nggak mungkin kan..STAN gitu loh. nah berhubung aku mikirnya kita kan di pemerintahan nih, nah, prosedur beasiswa kuliah ke luar negeri kan mungkin agak beda dari orang-orang yang kerja di tempat lain, makanya aku mikir aku tanya2 aja sama orang STAN yang pernah dapet beasiswa ke luar negeri. eh aku inget ada dosenku dulu, dosen bahasa Inggris, beliau dapet beasiswa S2 di jepang fir, trus aku tanya2 aja ke beliau via email beberapa minggu yang lalu. nah ini dia email balesan dari bapaknya, mudah2an bermanfaat ya fir. setidaknya ada gambaran gimana nanti kita kalo mau ambil s2 pake beasiswa dari pemerintah..

(kemudian di bawah ini email balasan dari dosennya temen saya itu)

Waalaikum salam,

Terima kasih atas emailnya, sebelumnya saya sangat senang menerima mail ini, mohon maaf karena agak lama meresponnya.

Untuk konsultasi beasiswa, sebenarnya saya hanya satu dari banyak referensi beasiswa yang tersedia. informasi tentang beasiswa itu bisa dibilang sangat banyak karena lembaga penyedianya memang banyak. Di internet, kalau di-search kata “beasiswa”, wah itu banyak sekali Afina. Atau mungkin informasi lewat Saudara/teman-teman yang pernah mendapatkan beasiswa, itu juga bisa jadi masukan.

Saya coba men-share beberapa informasi, mudah-mudahan bermanfaat.

Beasiswa itu banyak sekali penyedianya, ada yang namanya AUSAID (Australia), NUFFIC-NESO (Belanda), JDS (Jepang), FULLBRIGHT(USA), DAAD (Jerman), Chevening (Inggris); ini adalah lembaga non pemerintah yang ada di Indonesia yang dapat membiayai serta memfasilitasi pelajar Indonesia untuk sekolah di negara asal lembaga tersebut.

Kalau untuk tingkat lokal, kita punya Bappenas yang sering memberikan beasiswa bagi pegawai negeri sipil. Hanya saja Bappenas ada komitmen 10:90, yaitu 10 persen porsi untuk pegawai pusat dan 90 persen porsi untuk pegawai daerah (Pemda). Pegawai Kementerian Keuangan, walaupun bekerja di unit kerja di daerah tetap diakui sebagai pegawai pusat karena organisasi Kementerian Keuangan adalah unit terpusat.

Kalau di internal Kementerian Keuangan sebetulnya kita juga ada unit pengelola beasiswa, yaitu BKF dan BPPK. Dua unit ini memiliki program beasiswa yang membiayai para pegawai untuk melanjutkan kuliah baik di dalam maupun luar negeri. Kalau BKF programnya yang terkenal yaitu CFMRAP, dan kalau BPPK punya program PHRDP dan SPIRIT.

Saya sendiri memperoleh beasiswa PHRDP yaitu yang dikelola oleh BPPK. Dananya dari Jepang, karena itu saya berkesempatan kuliah di Jepang.

Saran saya, sebetulnya untuk bisa berhasil diterima di program beasiswa, apapun itu, yang paling penting adalah keseriusan kita dan komitmen yang kuat. Sebab dari pengalaman saya, tanpa dua hal ini, berat rasanya mendapat beasiswa. Sebab kita harus bersaing dengan orang lain yang jumlahnya tidak sedikit untuk mendapat kursi beasiswa yang terbatas. Persaingan itu kadang ratusan, bahkan ribuan. Sekalipun ratusan tetap saja berat.

Sebelum mendapat beasiswa dari PHRDP, sebelumnya saya sempat mencoba beasiswa AUSAID, JDS, dan DAAD. Namun, saat itu saya bisa dibilang tidak terlalu serius mengejar beasiswa ini. tapi dari pengalaman mencoba ini saya mendapat banyak pengalaman.

Saya coba ceritakan proses saya memperoleh beasiswa PHRDP.

Beasiswa PHRDP waktu itu dibuka untuk angkatan pertama tahun 2006. saat informasi ini diedarkan ke unit-unit di lingkungan kementerian keuangan, saya sedang bertugas di BDK Balikpapan. Karena tertarik dengan tawaran beasiswanya, segera saya menyiapkan berkas administrasi yang diperlukan dengan lengkap. Berkas tersebut bisa dikatakan adalah kriteria standar yang lazim ada di semua program beaiswa yaitu, ijasah, SK pangkat, surat rekomendasi atasan, dan surat keterangan sehat. Tiap beasiswa persyaratannya berbeda-beda, jadi kita perlu teliti untuk melengkapi berkas administrasi ini. Dan yang perlu diperhatikan adalah berkas yang hendak kita kumpulkan ke panitia seleksi beasiswa harus lengkap. Jangan boleh ada berkas yang dikirim menyusul.

Mungkin afina bertanya, bagaimana seandainya ada berkas yang belum kita miliki, namun ternyata waktu untuk melakukan aplikasi sudah sangat mepet. Pengalaman saya pada saat mendaftar di AUSAID dan lembaga lain-lainnya tadi membuat saya melakukan persiapan agar dokumen standar yang biasanya dibutuhkan untuk mendaftar beasiswa sudah saya miliki sebelum ada tawaran beasiswa.

Untuk memperoleh beasiswa PHRDP, ada beberapa tahapan yang harus kita lalui. yang pertama adalah seperti saya sampaikan di atas yaitu proses melengkapi berkas. selanjutnya para calon akan mengikuti seleksi tertulis selama 2 hari meliputi ujian atau tes TPA, TOEFL, dan Psikotes. Kita harus lulus dalam tes ini untuk bisa mengikuti proses seleksi berikutnya. Nilai kelulusan untuk tes tertulis itu adalah TPA minimum 565, TOEFL minimum 450 dan Psikotes minimum B.

Untuk materi TPA mungkin afina pernah memperolehnya dulu saat ujian STAN. di seleksi beasiswa kurang lebih hampir sama tipe soalnya. Kita harus bisa menjawab benar paling tidak 180 dari 250 soal yang tersedia. Untuk TOEFL, sebaiknya dibiasakan pernah mengikuti/berlatih TOEFL sebelumnya. sementara untuk psikotes, tidak perlu ada persiapan khusus, cukup rileks dan konsentrasi dan juga kondisi badan harus fit.

Alhamdulillah pada saat itu saya dinyatakan lolos dari ujian tertulis, dan selanjutnya harus mengikuti ujian wawancara. Pewawancaranya ternyata adalah para pejabat eselon II kementerian keuangan.

Dalam sesi wawancara ini kita harus melakukannya dengan penuh konsentrasi, hindari jawaban yang terkesan mengeluh, tidak pede, tidak jelas, dan tidak tegas. jawablah semua pertanyaan pewawancara. di salah satu bagian, pewawancara akan bertanya dalam bahasa inggris. yang ditanyakan pada umumnya adalah tentang identitas kita dan apa kontribusi kita untuk lembaga bila mendapat beasiswa. berlatihlah sebelumnya untuk menjawab tipe-tipe pertanyaan tersebut. saran saya, untuk meningkatkan rasa pede buatlah semacam persiapan. tuliskan terlebih dahulu apa yang akan kita ucapkan/jawaban kita dengan mengimajinasikan seolah-olah kita sedang ditanya oleh pewawancara tentang diri kita, atau pertanyaan lainnya. walaupun pada saat wawancara kita tidak boleh membawa catatan apapun, paling tidak isi catatan ini akan ada yang masih kita ingat. saya yakin dengan membiasakan diri, kita akan mampu memberi jawaban dengan baik. jangan terlalu kaku, sesuaikan saja dengan kondisi yang terjadi di lapangan.

Saya kira ini adalah gambaran yang bisa afina ketahui tentang proses mendapatkan beasiswa. Sebetulnya proses seleksi di tiap program beasiswa kurang lebih sama tantangan dan persiapannya.

Mendapatkan beasiswa itu memang suatu berkah yang harus kita syukuri. Tapi itu juga sebanding dengan usaha yang harus kita lakukan.

Mungkin ini dulu ya yang bisa saya sampaikan, kalau ada waktu dan ada hal yang belum tersampaikan disini silakan berkirim email lagi ke saya, dengan senang hati saya akan berusaha menjawabnya.

Wassalam

Nah, itu dia… Kalo mau kuliah di luar negeri kan bisa nyiapin diri dari sekarang, nyicil belajar bahasa inggris mungkin..

Semoga bermanfaat ya, semangaatt STANers :))

24 thoughts on “Mahasiswa STAN Kuliah di Luar Negeri? Why Not??

  1. kayaknya tu dosen namanya pak Raynal ya…soalnya sy dulu pernah tugas di BPN he he he. Adek2 selamat berjuang ya…semoga sukses dengan beasiswanya. Asal punya tekad kuat, mau beasiswa sampai S3 insyaallah dimudahkan jalannya.

    1. Alhamdulillah, semoga kita pada bisa lanjut kuliah di luar negeri ya mba widy, amin amin hehe. Salah kenal juga mba, enak ya penempatan serpong hihi. Btw makasih sudah main kemari… 🙂

    1. Maaf bangeet baru balas. Ada insya Allah, tapi kalau D1 harus ikut D3 khusus dulu, kemudian ikuti aturan masa kerja minimal 2th baru kemudian bisa ikut S2 Luar Negeri. Memang agak lama sih dek kalau dari D1, tapi kalau peluang mah insya Allah selalu ada, tetep semangat yaaa 🙂

  2. Terimakasih banyak kak informasinya 🙂 Kebetulan saya baru lulus d3. Kak alur untuk mendaftar d4 nanti bagaimana sih? Saya masih kurang paham, terus tes nya meliputi apa aja ya kak?

    1. Halo Shella, selamat yaaa udah lulus, pasti sekarang lagi siap-siap TKD ya? Hehe.

      Untuk tes masuk D4, syarat utama dari BPPK adalah CPNS+2. Jadi setelah TKD, kemudian penempatan, selanjutnya OJT dan keluarlah SK CPNS, kebanyakan syarat belajar terhitung dr keluarnya SK CPNS itu. Tapi, harap diingat, masing-masing instansi punya kebijakan yg berbeda. Walau syarat BPPK adalah CPNS+2, tapi instansi macam DJP, DJPB, BKF, dll punya kebijakan masing-masing yang belum tenth sama

      1. Setelah memenuhi syarat utama (masa kerja) baru deh daftar via kantor masing-masing nantinya. Untuk ujiannya, mirip-mirip ujian USM STAN (tapi ga pake fisik ya, cuma tes tulis Dan wawancara aja) Dan materi tes tulisnya TPA, Pauli, dsb juga tes akuntansi macam Cost, Inter, dan Mankeu kalau ga salah. Buku jaman d3 jangan diloakin dulu lah pokoknya hehe

  3. Gw baru lulus D4 tahun kemaren rasanya capek skripsi masih terbayang.
    Pengen kuliah ngejar beasiswa S2 tapi terbayang bikin skripsi aja bikin kepala engap.
    Semoga nanti gw dpt hidayah buat kuliah lg.

  4. Assalamualaikum, Kak. Saya Sabila, Saya baru diterima di DI Pajak. Pilihan pertama saya memang DI Pajak, karena saya pikir lebih cepat membantu ayah dan ibu saya. Insyaallah jika Allah menghendaki, saya ingin melanjutkan ke D3 Khusus. Tahapan ke D3 khusus itu apa saja yang perlu saya siapkan ya, Kak? Lalu, Boleh apa tidak jika saya melanjutkan D3 itu melalui beasiswa ke luar negeri? Terimakasih dan salam kenal, Kak 🙂

Leave a reply to Shahfira Cancel reply