Judulnya memang desain rumah impian keluarga watuaji, tapi sebenarnya sih ini impian saya yang kemudian disodorkan dengan paksa kepada suami dan kemudian disetujui. Hehehe.
Akhir-akhir ini saya lagi sukaaa banget browsing tentang furnitur, mungkin karena di musim penghujan ini, saya menyerah dengan lemari knock-down yang jamuran (padahal harganya–bagi saya sih–lumayan mahal dan udah berusaha dirawat dengan baik lho, ealah masih juga jamuran 😦 ) Barangkali semua ini tidak akan terjadi ketika kami memakai lemari kayu jati yang kuat, kokoh, dan anti jamur. Sayangnya, lemari kayu jati belum match dengan pengantin baru seperti kami yang nomaden dan belum banyak pundi-pundi uangnya hehe.
Jadilah saya sok-sokan mendesain rumah impian kami, dengan bekal google images, instagram serta pinterest, saya nemu beberapa perabot yang mampu mencuri hati ❤
Sebenarnya, calon rumah kami sederhana, jaraknya jaaaaauh dari ibukota dan biasa saja. Itu pun juga belum selesai dibangun rumahnya hehe. Tapi boleh lah yaa iseng-iseng membayangkan kelak ketika Allah karuniakan rezeki, mau dibikin seperti apa rumah kami 🙂


Nah dengan berbekal denah rumah yang diberikan oleh pihak developer, dan berbekal konsep “rumah sederhana ala Nabi” saya mulai deh googling kira-kira mau mendesain rumah seperti apa yaaa nanti.
Mula-mula ruang tamu. Maunya kami, ruang tamu dibuat sebebas mungkin. Maksudnya, bebas dari perabotan hihihi. Karena ruang tamu kami kecil, akan terasa sesak kalau banyak barang. Lagipula, salah satu impian kami adalah rumah kami menjadi rumah majelis ilmu, majelis dzikir. Kelak minimal sepekan sekali harus ada kajian dirumah kami, mau kajian kecil besar apapun lah, kami ingin rumah kami mendapatkan berkah dari majelis-majelis yang di dalamnya mengagungkan Allah dan mempelajari kalam-Nya. Jadi yang terlintas di benak saya, ruang tamu cukup satu aja perabotnya. Daaaan apakah itu? Karpet! hehehe.
Ohya, kalaupun misalnya akan aneh ketika ruang tamu isinya cuma seonggok karpet, maka satu-satunya barang yang cocok menemani karpet adalaaaaah: drawers dan floating bookshelves (hyaah ini mah dua ya 😀 )

Salah satu oleh-oleh yang saya dapatkan setelah menjelajah google, instagram dan pinterest bahwa tema home interior yang kekinian adalah Skandinavian! It is light, clean, and natural. Tema skandinavian ini mengusung konsep minimalis dan ringkas, ga banyak ornamen, kayu-oriented dan nuansanya terang. Cocok banget buat rumah yang kecil seperti calon rumah kami 🙂
Yang paling mencuri hati adalah desain kaki yang vintage, dipadukan dengan model kompartment yang modern dan minimalis, warnanya juga netral. Suka banget deeh pokoknya mah ❤

Setelah ruang tamu, mari kita beralih ke kamar tidur! Yap, kamar tidur kami saat ini cuma kasur yang digeletakin di lantai, dikasih sprei, disampingnya ada lemari baju. Selesai. Hhe. Memang kalau menganut asas manfaat, begitu pun cukup. Tapi setelah lihat gambar ini, duuuh kok saya naksir banget yaaa ❤ ❤ ❤

Naaah karena ada tiga kamar di rumah, saya dan suami memilih kamar belakang sebelah kiri, yang sepertinya sih memang dibuat sebagai kamar tidur utama, dilengkapi dengan kamar mandi dalam. Kamar tidur belakang sebelah kanan, kemungkinan besar akan dibuat sebagai kamar tamu, kelak kalau orangtua kami datang menjenguk, beliau-beliau bisa tidur di kamar ini.

Khusus untuk kamar depan, kami berniat untuk menjadikannya sebagai mushollah dan perpustakaan. Mushollah, karena kamar depan dekat dengan kamar mandi, jadi abis wudlu ga jauh-jauh kalau mau ibadah. Dan perpus, karena kamar depan ini adalah kamar yang paling banyak mendapat sinar matahari. Harapannya sih, buku-buku kami ga lapuk dan pengap, hehe.

Sebenarnya sih, alasan kami memilih rumah dengan tiga kamar, kami pengennya kelak ketika anak-anak kami sudah harus tidur terpisah, maka kami punya kamar yang pas. Satu kamar untuk saya dan suami, satu kamar untuk anak laki-laki, dan satu kamar untuk anak perempuan. Berapapun jumlah anak kami kelak, dua, tiga, lima, sepuluh, ya harus cukup dengan kamar-kamar yang ada. hehe. Cuma sepertinya konsep itu baru akan terlaksana insya Allah beberapa tahun lagi, jadi untuk sementara konsepnya begini dulu, sambil ikhtiar menyambut anak-anak kami (segeralah muncul di perut Buna dong, nak, cling cling cling~~)
Kemudian setelah kamar, kita beranjak ke kamar mandi. Alhamdulillah bangeeet, kelak ada dua kamar mandi. Satu di dalam kamar, satu di luar. Kalau ada tamu dan saudara nginep, privasi dan aurat lebih terjaga. Secara biasanya keluar kamar mandi belum rapi, khawatir aurot masih tersingkap kan yah.
Ohya, karena ada dua kamar mandi, kami udah minta ke developernya; satu pakai WC duduk, satu lagi pakai WC jongkok. Kenapa? Karena keluarga kami dari kampung ga terbiasa pake WC duduk, hehehe, jadi ya daripada mereka ngga betah kan ya kalau pas berkunjung. Dan yang satu sengaja dipertahankan WC duduk, walau sebenarnya menurut Islam dan menurut kesehatan, jongkok ketika BAK maupun BAB itu lebih sehat, tapi adakalanya memang harus duduk. Saya misalnya, setelah melahirkan belum berani jongkok. Jahitan pasca lahir yang rentan terbuka kembali kalau dipakai jongkok, jadi mending pakai yang duduk. Atau ketika kami sudah tua nanti, nenek-nenek dan kakek-kakek, ketika sudah lelah dan payah dan udah ga kuat jongkok, maka duduk adalah salah satu solusi 🙂

Mari sejenak lupakan kamar mandi impian yang cenderung mustahil itu, karena betapapun cantiknya interior kamar mandi, Allah melarang hamba-Nya berlama-lama di kamar mandi. Yaah, walau saya juga masih suka kepengen sih, but, yasudahlah, mari kita move on! Hehe
Berikutnya di bagian tengah persis rumah kami: dapur! Di satu sisi saya merasa bingung, waduh dapur kok ditengah banget gini yah, ntar kalau masak baunya menyebar seisi rumah dong hhe. Tapi alhamdulillah sih ya, bikin seisi rumah jadi sering lapar, jadinya sering ngumpul deh 😀

Untuk dapur, ga bisa persis seperti gambar. Karena seperti di denah rumah, lokasinya persis banget di tengah, dan pas menghadap ke taman belakang. Demi sirkulasi udara, harus ada jendela besar lebar di atas dapur. Nah maka dari itu nggak bisa dipasangin kitchen set yang rak atas, bisanya ya dibawah aja seperti di gambar.
Satu perabot lagi yang saya pengen punya, bukan sofa bukan TV, tapi meja makan! Kenapa? Karena susah naruh makanan kalau ga punya meja, hehehe. Selain itu, meja makan bisa buat meja kerja juga sih haha. Meja kerjanya siapa? Yang meja kerja saya doong, kan saya biidznillah mau kerja dari rumah, insya Allah.

Diantara semua ini, saya paaaaling ga sabar menyulap ruang tengah calon rumah kami. Mau dibikin kayak apa? Mau dibikin kayak giniiiii…



Kenapa harus ada playroom warna-warni bak sekolah TK di rumah kami? Karena sejujurnya–let me tell you one big secret–suami mendukung saya resign karna salah satunya dia pengen anak kami homeschool dengan saya sebagai gurunya. Saya, sampai detik ini belum menyanggupi. Karena sejujurnya saya ga pede dan ga bisa membayangkan, hwaduh gimana kalau suatu hari saya males dan cuma pengen goler-goler di kasur, atau saya udah kehabisan bahan mau ngajarin apa, atau hal-hal seperti itu? Ya kan homeschoolnya berantakan nanti yah 😀
Dalam benak saya, semua ini tidak saya beli atau saya bikin sendiri. Tapi, bikin bareng suami dan anak-anak. Walau pasti akan sangat amat rempong, saya udah membayangkan suatu hari Ahad yang cerah ceria, kami pakai celemek dan memegang kuas masing-masing, siap melukis dinding dengan gambar-gambar kami sendiri. Sering lihat kan anak kecil coret-coret dinding rumah, trus jadinya rumahnya kotor dan rusuh? Nah, saya sih kebayang serunya ngecat rumah bareng anak-anak. Cukup satu bidang dinding aja, dicat dengan warna biru langit, dengan pohon coklat dan daun hijau. Awan-awan putih. Matahari oranye. It must be soooo fun! Ohya, adegan menggambar dinding bersama ini saya terinspirasi dari film Bridge to Terabithia, Ayah Ibu anak gotong royong mengecat rumah mereka. Lagipula, sambil menggambar ini, kita juga bisa menyelipkan sedikit tuntunan syariat: ga boleh menggambar hewan dan manusia, bahwa malaikat tidak akan masuk rumah yang ada gambar-gambarnya. Dan hal-hal semacam itu 🙂
Juga tenda, saya sih bayanginnya, beli aja beberapa tongkat pramuka beserta talinya. Ajarkan anak beberapa contoh simpul, dan buat tenda bersama-sama. Ajak mereka ke pasar dan membeli kain juga, maunya tendanya warna apa? Merah, kuning, hijau, biru? Garis-garis, polkadot, polos? Sambil ajarkan adab jual beli, doa masuk pasar, mata uang, dan jenis-jenis bahan. Kain bahan ini untuk baju, bahan itu untuk gorden, dan sejenisnya. Saya udah ngebayangin wajah excited anak-anak kami kelak! (Yang saya bayangkan wajah Hafsha dan Falah versi toddler, duh, jadi kangen mereka :’) )
Memang pada kenyataannya ini semua hanya impian, yang bahkan belum layak disebut rencana juga. Suami aja pas saya tunjukin gambar-gambar ini, terus saya ajakin main lihat-lihat ke IKEA, eeeh dia malah ketawa.
“Mahal ga sih?”
Hahaha. Iya sih kayaknya. Saya juga ga harus banget minta ini semua dipenuhin *sadar diri lah yaa* tapi setidaknya rencana ini sedikit realistis lah, kan yang saya tunjukkan bukan gambar-gambar rumah mewah ala istana Buckingham yang jelas-jelas itu immposible buat kami. Semoga saja suatu hari nanti Allah karuniakan rezeki yang tak terduga, yang datangnya dari arah yang tak disangka-sangka. Who knows kan yaaa? Namanya juga berharap 😀
Akhirul kalam, dengan kemungkinan realisasi impian yang mungkin tidak lebih dari 10% ini, pada hakikatnya tetap saja kami ingin rumah yang nyaman untuk beribadah kepada-Nya, membangun sakinah mawadah rahmah. Bahkan kalau boleh, menjadi tuan rumah dari majelis-mejelis ilmu dan majelis-mejelis dzikir.
Oh Allah, semoga Engkau tak hanya bangunkan kami rumah di dunia, tapi juga rumah di syurga. Aamiin.. 🙂
Wah, luaaass
Kalau ruang tengahnya seru begitu bisa bkin homeschool buat anak skeliling rumah tuh haha. Tapi lucu juga ya dapurnya di tengah. Good luck ya mba, smoga kesampaian 😀
Kalau homeschool buat anak sekeliling rumah ya namanya buka TK dong dek, haha 😀
nuansa vintage emang keren nggak ada matinye. Seleranya oke banget mbak hehe
Iyaaa vintage never dies! *Duh telat banget balas komen nih hehe*
ruangan perpustakaannya yg pgn aku contoh :).. secara lg niat mw bikin rak utk buku2ku yg udh segambreng tp cuma dimasukin ke box2 gede -__-..
Buku-bukuku juga 2tahun mendekam di kardus, mba, kasian banget. Untung sekarang udah nemu rak murah meriah 😀
Idenya keren banget Maaaaaak. Bikin aku semangat nabung buat cicilan rumah nih. Hihihi
Ayo kita rajin bayar cicilan! Hihihi 😀
Waaahh perabotannya bikin pengen. Moga2 bisa terwujud ya mbak desain rumah impian keluarganya aamiin 🙂
Iyaaa perabotannya bikin jatuh cinta banget yaah. Hehe. Aaamin, makasih doanya 🙂
Wuuiihhh keren mak, rumah impiannya.. hehe.. In shaa Allah harapan dan impiannya terkabuh Aamiin..
Hihihi, namanya juga impian yah. Aamiin doanya, makasih ya mak! 🙂
Super keren maks. Semoga impiannya segera twrwujud yaaah 😊😊😊
Aaaamiiiin, makasih yaa mak udah mampir 😀
Desainnya keren ih, bakal betah rumah, apalagi banyak buku-buku.
Semoga tercapai ya keinginannya.
Salam kenal.
Iyaa, buku itu magnet banget yaa, bisa betah berjam-jam dirumah 🙂
Salam kenal juga!
aamiin untuk mimpi-mimpinya yaa…^^
folback jg blogku…haha
makasih mb cindi, siap meluncuuur~~